jawaban:Anak-Anak dalam Kereta
Suatu hari, seorang bapak bersama empat orang anak kecil naik kereta ekonomi dari Stasiun Pasar Senen menuju Stasiun Semarang. Di dalam kereta, anak-anak itu sangat ribut. Canda dan tawa mewarnai keceriaan mereka. Bapak itu sepertinya tidak peduli dengan penumpang yang tergannggu.
Seorang ibu memberanikan diri untuk menegur, “Pak, apakah mereka anak-anak Bapak?”
Tanpa menjawab, Bapak itu pelan-pelan mengangkat kepala, melihat ke arah ibu yang menegurnya, dan bertanya, “Ada apa, Bu?”
“Itu, Pak. Mereka berisik dan mengganggu penumpang yang lain, tolong disuruh diam, Pak. Sebagai orangtua, harusnya Bapak bisa menjaga anak-anaknya,” jawab Ibu tersebut.
“Oh, maaf, Bu, saya tidak bisa.”
“Mengapa tidak bisa?”
tak tega.”
“Mengapa tidak tega?”
“Tiga hari yang lalu, mereka baru saja kehilangan jedua orangtuanya akibat kecelakaan pesawat. Sejak kecelakaan itu, mereka tidak pernah berhenti menangis. Baru kali ini, saya melihat mereka tertawa bahagia. Saya tidak tega menghentikan tawa mereka. Jika Ibu tega, silakan Ibu yang menghentikan tawa mereka agar mereka tidak mengganggu penumpang yang lain,” jawab Bapak itu mengakhiri percakapan.
Ibu itu kembali ke tempat duduknya dan terdiam sambil meneteskan air mata. Kini, marahnya berubah menjadi sayang. Bencinya berubah menjadi simpati. Ia sangat senang melihat anak yatim piatu tersebut tertawa lepas.
maaf kalo salah
[answer.2.content]